Rabu, 21 November 2012

MEMAHAMI ETIKA BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN


      A.  Etika Bisnis





1.      Pengertian Etika Bisnis
Etika adalah tata cara berhubungan dengan manusia lain. Tata cara pada masing-masing masyarakat tidak sama atau beragam bentuknya. Hal ini disebabkan beragamnya budaya kehidupan masyarakat yang berasal dari berbagai wilayah. Etika memberikan petunjuk tindakan-tindakan apa yang benar dan apa yang salah. Ditinjau dari sejarahnya, kata etika berasal dari bahasa Prancis yaitu “etiquette” yang berarti kartu undangan; pada saat itu raja-raja Prancis sering mengundang para tamu dengan menggunakan kartu undangan. Dalam kartu undangan tersebut tercantum persyaratan atau ketentuan untuk menghadiri acara, antara lain waktu acara dan pakaian yang harus digunakan. Menurut The world Book Encyclopedia (2008) Etika mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang benar dan salah dengan menggunakan metode “reasoning” bukan benar-salah menurut kepercayaan atau tradisi. Etika  dalam arti luas disebut sebagai tindakan mengatur tingkah laku atau perilaku manusia dengan masyarakat.
Etika bisnis merupakan etika yang berlaku dalam kelompok para pelaku bisnis dan semua pihak yang terkait dengan eksistensi korporasi termasuk dengan para kompetitor. Etika bisnis merupakan suatu etika yang harus diterapkan dalam bisnis yang tidak hanya memperlakukan para konsumen dan karyawan secara jujur, tapi juga bertindak sebagai seorang warga negara yang baik didalam komunitas.
2.      Macam Etika Bisnis
Etika yang harus ada dalam benak dan jiwa setiap pengusaha adalah sebagai berikut :
a.       Kejujuran
Seorang pengusaha harus selalu bersikap jujur baik dalam berbicara maupun bertindak. Jujur ini perlu agar berbagai pihak percaya terhadap apa yang akan dilakukan. Tanpa kejujuran, usaha tidak akan maju dan tidak akan dipercaya konsumen atau mitra kerjanya.
b.      Bertanggung Jawab
Pengusaha harus bertanggung jawab terhadap segala kegiatan yang dilakukan dalam bidang usahanya. Kewajiban terhadap berbagai pihak harus segera diselesaikan. Tanggung jawab tidak hanya terbatas pada kewajiban, tetapi juga kepada seluruh karyawannya, masyarakat dan pemerintah.
c.       Menepati Janji
Pengusaha dituntut untuk selalu menepati janji, misalnya dalam hal pembayaran, pengiriman barang, atau penggantian. Sekali seorang pengusaha ingkar janji, hilanglah kepercayaan pihak lain terhadapnya. Pengusaha juga harus konsisten terhadap apa yang telah dibuat dan disepakati sebelumnya.
d.      Disiplin
Pengusaha dituntut untuk selalu disiplin dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan usahanya, misalnya dalam hal waktu pembayaran atau pelaporan kegiatan usahanya.
e.       Taat hukum
Pengusaha harus selalu patuh dan menaati hukum yang berlaku, baik yang berkaitan dengan masyarakat ataupun pemerintah. Pelanggaran terhadap hukum dan peraturan yang telah dibuat akan berakibat fatal dikemudian hari. Bahkan, hal itu akan menjadi beban moral bagi pengusaha apabila tidak segera diselesaikan.
f.       Suka membantu
Pengusaha secara moral harus sanggup membantu berbagai pihak  yang memerlukan bantuan, sikap ringan tangan ini dapat ditunjukkan kepada masyarakat dalam berbagai cara. Pengusaha yang berkesan pelit akan dimusuhi oleh banyak orang.


g.      Komitmen dan menghormati
Pengusaha harus komitmen dengan apa yang mereka jalankan dan menghargai komitmen dengan pihak-pihak lain. Pengusaha yang menjunjung komitmen terhadap apa yang telah diucapkan atau disepakati akan dihargai oleh berbagai pihak.
h.      Mengejar prestasi
Pengusaha yang sukses harus selalu berusaha mengejar prestasi setinggi mungkin tujuannya agar perusahaan dapat terus bertahan dari waktu ke waktu. Prestasi yang berhasil dicapai perlu terus ditingkatkan. Disamping itu, pengusaha juga harus tahan mental dan tidak mudah putus asa terhadap berbagai kondisi dan situasi yang dihadapinya.(Kasmir, 2006 : 21 -23).
Sumber lain menambahkan etika bisnis yang harus dimiliki selain yang diatas adalah Prinsip Integritas Moral, prinsip ini merupakan dasar dalam berbisnis dimana para pelaku bisnis dalam menjalankan usaha bisnis mereka harus menjaga nama baik perusahaan agar tetap dipercaya dan merupakan perusahaan terbaik.
3.      Tujuan dan Manfaat Etika Wirausaha
Tujuan etika bisnis harus sejalan dengan tujuan perusahaan. Disamping memiliki tujuan , etika juga sangat bermanfaat bagi perusahaan apabila dilakukan secara sungguh-sungguh.
Berikut ini beberapa tujuan etika yang selalu ingin dicapai perusahaan :
a.       Untuk persahabatan dan pergaulan
Etika dapat meningkatkan keakraban dengan karyawan, pelanggan atau pihak-pihak lain yang berkepentingan. Suasana akrab akan berubah menjadi persahabatan dan menambah luasnya pergaulan. Jika karyawan, pelanggan, dan masyarakat menjadi akrab, segala urusan akan menjadi lebih mudah dan lancar.
b.      Menyenangkan orang lain
Sikap menyenangkan orang lain merupakan sikap yang mulia jika kita ingin dihormati , kita harus menghormati orang lain. Menyenangkan orang lain berarti membuat orang menjadi suka dan puas terhadap pelayanan kita. Jika pelanggan merasa  senang dan puas atas pelayanan yang diberikan, diharapkan mereka akan mengulangnya kembali suatu waktu.
c.       Membujuk pelanggan
Setiap calon pelanggan memiliki karakter tersendiri. Kadang-kadang seorang calon pelanggan perlu dibujuk agar mau menjadi pelanggan. Berbagai cara dapat dilakukan perusahaan untuk membujuk calon pelanggan. Salah satu caranya adalah melalui etika yang ditunjukkan seluruh karyawan perusahaan.
d.      Mempertahankan pelanggan
Ada anggapan mempertahankan pelanggan jauh lebih sulit dari pada mencari pelanggan. Anggapan ini tidak seluruhnya benar, justru mempertahankan pelanggan lebih mudah karena mereka sudah merasa produk atau layanan yang kita berikan. Artinya, mereka sudah mengenal kita lebih dahulu. Melalui pelayanan etika seluruh karyawan pelanggan lama dapat dipertahankan karena mereka sudah merasa puas atas layanan yang diberikan.
e.       Membina dan menjaga hubungan
Hubungan yang sudah berjalan baik harus tetap dan terus dibina. Hindari adanya perbedaan paham atau konflik. Ciptakan hubungan dalam suasana akrab. Dengan etika hubungan yang lebih baik dan akrabpun dapat terwujud. (Kasmir, 2006 : 23-24).

Untuk menjalankan bisnis yang beretika, perhatikan hal-hal berikut :
·           Jangan masuk kedalam bisnis yang tidak riil, apalagi menjanjikan kekayaan dalam waktu cepat (instant). Hindari buku-buku yang menjanjikan cara-cara cepat, instan dan memotong kompas.
·           Yakin dan ucapkan terus dalam diri anda bahwa anda mampu bekerja keras dan kerja keras selalu berakhir baik
·           Berbisnislah dengan nilai-nilai kejujuran, keadilan, persamaan, keterbukaan, win-win solution, melayani dan tanamkan nilai-nilai itu diusaha yang anda bangun.
·           Jangan tergoda untuk cepat berhasil, Ingatlah, semua ada waktunya. Waktu yang terlalu cepat dipacu dapat berisiko negative
·           Rekrutlah karyawan yang jujur dan jalankan apa yang anda ucapkan.


B.     Tanggung Jawab Sosial dalam Bisnis
Tanggun jawab social dalam perusahaan (corperate social responsibility/CSR) adalah suatu konsep bahwa perusahaan memiliki  kewajiban untuk melindungi kepentingan para konsumen, karyawan, penyalur dan masyarakat umum serta lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan. Tanggung jawab sosial berada jauh diluar hubungan sebuah perusahaan dengan para konsumen.  Menurut World business Councill for Sustainable development (WBCSD), CSR merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas stempat ataupun masyarakat luas , bersaman dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarganya. Meliputi bidang-bidang yang beraneka ragam, sebagai berikut :
a.       Perlindungan terhadap lingkungan hidup
Suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusan tidak semata berdasar factor keuangan. Melainkan juga harus berdasar konsekuensi social dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang. Back to green adalah bentuk kepedulian terhadap kelestarian lingkungan yang dikampanyekan para LSM yang peduli terhadap lingkungan. Hal yang bisa dilakukan perusahaan untuk mendukung program ini dapat tercermin dalam penggunaan bahan baku yang ramah lingkungan, melaksanakan proses daur ulang dan pengelolaan limbah sebelum dibuang.
b.      Konsumerisme
Perusahaan tidak hanya mengejar keuntungan semata dengan memasang iklan yang  kurang mendidik dan cenderung mengajak masyarakat kearah konsumerisme. Perusahaan juga harus melihat kondisi perekonomian Negara terutama masyarakat ekonomi menengah ke bawah yang diiming-imingi dengan produknya sehingga sering memaksakan diri untuk membeli suatu barang yang mungkin kurang bermanfaat bagi mereka sehingga alangkah baiknya pengusaha   menampilkan iklan yang berimbang.
c.       Dukungan terhadap pendidikan, seperti dalam bantuan beasiswa perkuliahan yang menjadi tanggungan karyawan.
Perusahaan mendukung karyawan yang ingin meningkatkan kompetensi atau keahlian, keterampilan melalui pendidikan atau kursus-kursus sehingga  kinerjanya menjadi lebih baik, wujud dukungan perusahaan bisa dalam bentuk beasiswa. Selain itu beasiswa juga diberikan kepada anak karyawan dan masyarakat umum yang memang mempunyai prestasi untuk melanjutkan pendidikan.
d.      Kesesuaian dengan peraturan pemerintah
Berkenaan dengan peraturan pemerintah, kewajiban dan tanggung jawab perusahaan bisa diwujudkan dalam pembuatan produk yang sesuai dengan aturan yang telah ditentukan, misalnya pemakaian zat aditif seperti bahan pengawet, pewarna, perasa dll.
e.       Tanggapan terhadap kebutuhan komunitas, seperti dalam bantuan untuk bencana dan usaha untuk mengurangi kemiskinan atau meningkatkan kesejahteraan sosial.
Perusahaan mempunyai kepedulian terhadap setiap musibah atau bencana yang dialami oleh masyarakat, bisa diwujudkan dengan pemberian bantuan bisa berupa aksi sosial. Kedulian kepada masyarakat sekitar atau relasi komunitas dapat diartikan sangat luas, namun secara singkat dapat dimengerti sebagai peningkatan partisipasi dan posisi organisasi didalam sebuah kominutas melalui berbagai upaya kemaslahatan bersama bagi organisasi dan komunitas, CSR bukan hanya sekedar kegiatan amal.


Untuk menunjukkan bahwa perudahaan adalah warga dunia bisnis yang baik maka perusahaan dapat mem,buat pelaporan atas dilaksanakannya beberapa standar CSR termasuk dalam hal :
1.      Akuntabilitas atas satandar  AA1000 berdasarkan laporan sesuai standar John Elkington yaitu laporan yang menggunakan dasar triple Bottom line (3BL).
2.      Global Reporting Initiative yang mungkin merupaka acuan laporan berkelanjutan yang paling banyak digunakan sebagai standar saat ini.
3.      Verite, acuan pemantauan
4.      Laporan Berdasarkan standar akuntabiliutas social Internasional SA8000
5.      Standar Manajemen lingkungan berdasarkan ISO 14000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar