A. Etika
Bisnis
1. Pengertian
Etika Bisnis
Etika
adalah tata cara berhubungan dengan manusia lain. Tata cara pada masing-masing
masyarakat tidak sama atau beragam bentuknya. Hal ini disebabkan beragamnya
budaya kehidupan masyarakat yang berasal dari berbagai wilayah. Etika
memberikan petunjuk tindakan-tindakan apa yang benar dan apa yang salah. Ditinjau
dari sejarahnya, kata etika berasal dari bahasa Prancis yaitu “etiquette” yang
berarti kartu undangan; pada saat itu raja-raja Prancis sering mengundang para
tamu dengan menggunakan kartu undangan. Dalam kartu undangan tersebut tercantum
persyaratan atau ketentuan
untuk menghadiri acara, antara lain waktu acara dan pakaian yang harus
digunakan. Menurut The world Book Encyclopedia
(2008) Etika mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang benar dan salah dengan
menggunakan metode “reasoning” bukan
benar-salah menurut kepercayaan atau tradisi. Etika dalam arti luas disebut sebagai tindakan
mengatur tingkah laku atau perilaku manusia dengan masyarakat.
Etika
bisnis merupakan etika yang berlaku dalam kelompok para pelaku bisnis dan semua
pihak yang terkait dengan eksistensi korporasi termasuk dengan para kompetitor.
Etika bisnis merupakan suatu etika yang harus diterapkan dalam bisnis yang
tidak hanya memperlakukan para konsumen dan karyawan secara jujur, tapi juga
bertindak sebagai seorang warga negara yang baik didalam komunitas.
2. Macam
Etika Bisnis
Etika
yang harus ada dalam benak dan jiwa setiap pengusaha adalah sebagai berikut :
a. Kejujuran
Seorang
pengusaha harus selalu bersikap jujur baik dalam berbicara maupun bertindak.
Jujur ini perlu agar berbagai pihak percaya terhadap apa yang akan dilakukan.
Tanpa kejujuran, usaha tidak akan maju dan tidak akan dipercaya konsumen atau
mitra kerjanya.
b. Bertanggung
Jawab
Pengusaha harus
bertanggung jawab terhadap
segala kegiatan yang dilakukan dalam bidang usahanya. Kewajiban terhadap
berbagai pihak harus segera diselesaikan. Tanggung jawab tidak hanya terbatas
pada kewajiban, tetapi juga kepada seluruh karyawannya, masyarakat dan
pemerintah.
c. Menepati
Janji
Pengusaha
dituntut untuk selalu menepati janji, misalnya dalam hal pembayaran, pengiriman
barang, atau penggantian. Sekali
seorang pengusaha ingkar janji, hilanglah kepercayaan pihak lain terhadapnya.
Pengusaha juga harus konsisten terhadap apa yang telah dibuat dan disepakati
sebelumnya.
d. Disiplin
Pengusaha
dituntut untuk selalu disiplin dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan
usahanya, misalnya dalam hal waktu pembayaran atau pelaporan kegiatan usahanya.
e. Taat
hukum
Pengusaha harus
selalu patuh dan menaati hukum
yang berlaku, baik yang berkaitan dengan masyarakat ataupun pemerintah.
Pelanggaran terhadap hukum
dan peraturan yang telah dibuat akan berakibat fatal dikemudian hari. Bahkan, hal itu akan
menjadi beban moral bagi pengusaha apabila tidak segera diselesaikan.
f. Suka
membantu
Pengusaha secara
moral harus sanggup membantu berbagai pihak
yang memerlukan bantuan, sikap ringan tangan ini dapat ditunjukkan
kepada masyarakat dalam berbagai cara. Pengusaha yang berkesan pelit akan
dimusuhi oleh banyak orang.
g. Komitmen
dan menghormati
Pengusaha harus
komitmen dengan
apa yang mereka jalankan dan menghargai komitmen dengan pihak-pihak lain.
Pengusaha yang menjunjung komitmen terhadap apa yang telah diucapkan atau
disepakati akan dihargai oleh berbagai pihak.
h. Mengejar
prestasi
Pengusaha yang
sukses harus selalu berusaha mengejar prestasi setinggi mungkin tujuannya agar
perusahaan dapat terus bertahan dari waktu ke waktu. Prestasi yang berhasil
dicapai perlu terus ditingkatkan. Disamping itu, pengusaha juga harus tahan
mental dan tidak mudah putus asa terhadap berbagai kondisi dan situasi yang
dihadapinya.(Kasmir, 2006 : 21 -23).
Sumber lain
menambahkan etika bisnis yang harus dimiliki selain yang diatas adalah Prinsip
Integritas Moral, prinsip ini merupakan dasar dalam berbisnis dimana para
pelaku bisnis dalam menjalankan usaha bisnis mereka harus menjaga nama baik
perusahaan agar tetap dipercaya dan merupakan perusahaan terbaik.
3. Tujuan
dan Manfaat Etika Wirausaha
Tujuan
etika bisnis harus sejalan dengan tujuan perusahaan. Disamping memiliki tujuan
, etika juga sangat bermanfaat bagi perusahaan apabila dilakukan secara
sungguh-sungguh.
Berikut
ini beberapa tujuan etika yang selalu ingin dicapai perusahaan :
a. Untuk
persahabatan dan pergaulan
Etika dapat
meningkatkan keakraban dengan karyawan, pelanggan atau pihak-pihak lain yang
berkepentingan. Suasana akrab akan berubah menjadi persahabatan dan menambah
luasnya pergaulan. Jika karyawan, pelanggan, dan masyarakat menjadi akrab,
segala urusan akan menjadi lebih mudah dan lancar.
b. Menyenangkan
orang lain
Sikap
menyenangkan orang lain merupakan sikap yang mulia jika kita ingin dihormati ,
kita harus menghormati orang lain. Menyenangkan orang lain berarti membuat
orang menjadi suka dan puas terhadap pelayanan kita. Jika pelanggan merasa senang dan puas atas pelayanan yang diberikan,
diharapkan mereka akan mengulangnya kembali suatu waktu.
c. Membujuk
pelanggan
Setiap calon
pelanggan memiliki karakter tersendiri. Kadang-kadang seorang calon pelanggan
perlu dibujuk agar mau menjadi pelanggan. Berbagai cara dapat dilakukan
perusahaan untuk membujuk calon pelanggan. Salah satu caranya adalah melalui
etika yang ditunjukkan seluruh karyawan perusahaan.
d. Mempertahankan
pelanggan
Ada anggapan
mempertahankan pelanggan jauh lebih sulit dari pada mencari pelanggan. Anggapan
ini tidak seluruhnya benar, justru mempertahankan pelanggan lebih mudah karena
mereka sudah merasa produk atau layanan yang kita berikan. Artinya, mereka sudah
mengenal kita lebih dahulu.
Melalui pelayanan etika seluruh
karyawan pelanggan lama dapat dipertahankan karena mereka sudah merasa puas atas layanan
yang diberikan.
e. Membina
dan menjaga hubungan
Hubungan yang
sudah berjalan baik harus tetap dan terus dibina. Hindari adanya perbedaan
paham atau konflik. Ciptakan hubungan dalam suasana akrab. Dengan etika hubungan
yang lebih baik dan akrabpun dapat terwujud. (Kasmir, 2006 : 23-24).
Untuk
menjalankan bisnis yang beretika, perhatikan hal-hal berikut :
·
Jangan masuk kedalam
bisnis yang tidak riil, apalagi menjanjikan
kekayaan dalam waktu cepat (instant). Hindari buku-buku yang menjanjikan
cara-cara cepat, instan dan memotong kompas.
·
Yakin dan ucapkan terus
dalam diri anda bahwa anda mampu bekerja keras dan kerja keras selalu berakhir
baik
·
Berbisnislah dengan
nilai-nilai kejujuran, keadilan, persamaan, keterbukaan, win-win solution, melayani dan tanamkan nilai-nilai itu diusaha
yang anda bangun.
·
Jangan tergoda untuk
cepat berhasil, Ingatlah, semua ada waktunya. Waktu yang terlalu cepat dipacu
dapat berisiko negative
·
Rekrutlah karyawan yang
jujur dan jalankan apa yang anda ucapkan.
B. Tanggung
Jawab Sosial dalam Bisnis
Tanggun jawab
social dalam perusahaan (corperate social responsibility/CSR) adalah suatu
konsep bahwa perusahaan memiliki kewajiban untuk melindungi kepentingan para konsumen,
karyawan, penyalur dan masyarakat
umum serta lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan. Tanggung jawab sosial berada jauh diluar
hubungan sebuah perusahaan dengan para konsumen. Menurut World business Councill for
Sustainable development (WBCSD), CSR merupakan suatu komitmen berkelanjutan
oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada
pengembangan ekonomi dari komunitas stempat ataupun masyarakat luas , bersaman
dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarganya. Meliputi
bidang-bidang yang beraneka ragam, sebagai berikut :
a. Perlindungan
terhadap lingkungan hidup
Suatu perusahaan
dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusan tidak semata
berdasar factor keuangan. Melainkan juga harus berdasar konsekuensi social dan
lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang. Back to green adalah bentuk kepedulian terhadap kelestarian
lingkungan yang dikampanyekan para LSM yang peduli terhadap lingkungan.
Hal yang bisa dilakukan perusahaan untuk mendukung program ini dapat tercermin
dalam penggunaan bahan baku yang ramah lingkungan, melaksanakan proses daur
ulang dan pengelolaan limbah sebelum dibuang.
b. Konsumerisme
Perusahaan tidak
hanya mengejar keuntungan semata dengan memasang iklan yang kurang mendidik dan cenderung mengajak
masyarakat kearah konsumerisme. Perusahaan juga harus melihat kondisi
perekonomian Negara terutama masyarakat ekonomi menengah ke bawah yang
diiming-imingi dengan produknya sehingga sering memaksakan diri untuk membeli
suatu barang yang mungkin kurang bermanfaat bagi mereka sehingga alangkah
baiknya pengusaha menampilkan iklan
yang berimbang.
c. Dukungan
terhadap pendidikan, seperti dalam bantuan beasiswa perkuliahan yang menjadi
tanggungan karyawan.
Perusahaan
mendukung karyawan yang ingin meningkatkan kompetensi atau keahlian,
keterampilan melalui pendidikan atau kursus-kursus sehingga kinerjanya menjadi lebih baik, wujud dukungan
perusahaan bisa dalam bentuk beasiswa. Selain itu beasiswa juga diberikan
kepada anak karyawan dan masyarakat umum yang memang mempunyai prestasi untuk
melanjutkan pendidikan.
d. Kesesuaian
dengan peraturan pemerintah
Berkenaan dengan
peraturan pemerintah, kewajiban dan tanggung jawab perusahaan bisa diwujudkan
dalam pembuatan produk yang sesuai dengan aturan yang telah ditentukan,
misalnya pemakaian zat aditif seperti bahan pengawet, pewarna, perasa dll.
e. Tanggapan
terhadap kebutuhan komunitas, seperti dalam bantuan untuk bencana dan usaha
untuk mengurangi kemiskinan atau meningkatkan kesejahteraan sosial.
Perusahaan
mempunyai kepedulian terhadap setiap musibah atau bencana yang dialami oleh
masyarakat, bisa diwujudkan dengan pemberian bantuan bisa berupa aksi sosial. Kedulian kepada masyarakat
sekitar atau relasi komunitas dapat diartikan sangat luas, namun secara singkat
dapat dimengerti sebagai peningkatan partisipasi dan posisi organisasi didalam
sebuah kominutas melalui berbagai upaya kemaslahatan bersama bagi organisasi
dan komunitas, CSR bukan hanya sekedar kegiatan amal.
Untuk
menunjukkan bahwa perudahaan adalah warga dunia bisnis yang baik maka
perusahaan dapat mem,buat pelaporan atas dilaksanakannya beberapa standar CSR
termasuk dalam hal :
1. Akuntabilitas
atas satandar AA1000 berdasarkan laporan
sesuai standar John Elkington yaitu laporan yang menggunakan dasar triple
Bottom line (3BL).
2. Global
Reporting Initiative yang mungkin merupaka acuan laporan berkelanjutan yang
paling banyak digunakan sebagai standar saat ini.
3. Verite,
acuan pemantauan
4. Laporan
Berdasarkan standar akuntabiliutas social Internasional SA8000
5. Standar
Manajemen lingkungan berdasarkan ISO 14000